Catatan Rakyat Saat Debat Cabup, Deny Realistis Program Pembangunan Dusun 300 Juta Per Tahun, Dhito tetap LKPJ
Kediri | pledoi.co
Debat kedua pasangan calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Wabup) Kediri yang berlangsung di Convention Hall SLG Kediri Kamis (14/11/2024) malam menjadi catatan tersendiri dari masyarakat Kabupaten Kediri.
Imam, warga Kecamatan Semen Kabupaten Kediri mengatakan, dalam debat publik kemarin dia memiliki catatan penting dari kedua pasangan calon (Paslon) Deny Widyanarko – Mudawamah dan Hanindhito Himawan Pramana – Dewi Maria Ulfa.
Menurutnya, saat debat itu Paslon petahana Dhito tampaknya tidak ada perubahan dari debat publik yang pertama, yakni menyampaikan apa yang selama ini dilakukan sebagai bupati Kediri, seperti Laporan Keterangan Pertanggung jawaban (LKPJ). Seperti menyampaikan program membangun jembatan Semampir, Stadion Daha Jayati dan Bandara Kediri.
Menurut Imam, proyek-proyek yang disebut Dhito itu proyek pemerintah pusat. “Masyarakat itu sudah faham dan ngerti, kalau proyek jembatan jongbiru, bandara dan stadion Daha Jayati Tarokan itu proyek yang dibiayai pemerintah pusat, jangan di aku-aku. Memang saat itu Mas Dito mudah nyogrok dana dari pusat, Yo mesti mudah, saat itu bapaknya menteri. Tapi opo Yo pantes trus di klem miliknya itu, ” katanya Sabtu (16/11/2024).
Ketika ditanya terkait penyampaian Visi-Misi Deny Widyanarko soal anggaran pembangunan dusun sebesar Rp 300-500 juta/dusun/tahun, Imam menegaskan, program itu nyata, karena program itu bisa untuk apa saja. ” Seperti untuk tambah modal.UMKM, bisa untuk pembangunan jalan dan bisa untuk sarana prasarana pertanian, tergantung permintaan masyarakat dusun. Sehingga masyarakat berjuang agar Mas Deny menang dan menjadi Bupati. Karena masyarakat menunggu program pembangunan dusun sebesar 300-500 juta itu dijalankan untuk kemakmuran Kabupaten Kediri, ” tegasnya.
Menurut Imam, saat ini masyarakat tidak berani muncul terang-terangan untuk mendukung H.Deny, karena masyarakat takut. ” Lihat saja nanti di TPS, masyarakat akan memilih Mas Deny. Saat ini masyarakat ditakut-takuti, karena tim suksesnya Mas Dhito adalah Kades, perangkat, Ketua RT dan ketua RW, jadi masyarakat kecil takut mas..karena mereka orang kecil, ” tuturnya.
Bahkan, Imam menghimbau kepada kepala desa (Kades) tidak menekan masyarakat penerima bansos dan PKH, karena itu bukan duitnya Mas Dhito. ” Itu duit dari pemerintah pusat yaitu yang disalurkan lewat kementerian sosial. Lakok masyarakat ditakut-takuti kalau tidak nyoblos Dhito, bansosnya akan dicoret. Mbok Ojo nemen-nemen lah, hey kader e Mas Dhito..mesakno rakyat Iki Lo. Sampean kedosan karo rakyat kecil. Itu program pusat, ” tutur Imam dengan nada tinggi.
Reporter : Aji M