Dekan FISIP UB Beberkan Alasan Penganugerahan Gelar Doktor HC pada Surya Paloh
Malang | pledoi.co
Ketua Umum Partai Nasdem, H. Surya Paloh, secara resmi mendapatkan Anugerah Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) bidang Sosiologi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB (Universitas Brawijaya) Malang, Senin, (25/7/2022)
Sidang pemberian Gelar Kehormatan Doktor HC ini dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, M.S, dan sebelumnya dipanjatkan do’a yang dipimpin oleh Ustadz Das’ad Latif.
Sedangkan pemberian gelar disampaikan langsung oleh Dekan FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) UB, Dr. Sholih Muadi, SH., M.Si, di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, dengan dihadiri oleh Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12, Dr. Drs. Muhammad Jusuf Kalla, beberapa Anggota MPR RI, Wakil Ketua DPR RI, Dr. H.Rachmad Gobel, bersama beberapa Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI, di antaranya H. Ahmad Sahroni, S.E., M.I.Kom, Nurhadi, S.Pd, dan lain sebagainya.
Hadir pula dalam kesempatan berharga itu beberapa Menteri Kabinet Kerja Jilid II, di antaranya Menteri Pertanian Republik Indonesia, Prof. Dr. Hj. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc, Jaksa Agung RI Ke-23, Drs. H. Muhammad Prasetyo, S.H., M.H, dan lain sebagainya, serta Rektor dan Civitas Universitas Brawijaya.
Selain itu juga tampak hadir para pengurus Partai Nasdem, baik tingkat DPP, DPW, DPD, dan DPC dari berbagai daerah, namun mereka tanpa ada yang mengenakan atribut parpol sama sekali, serta dihadiri oleh Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dan beberapa gubernur serta wali kota dan bupati dari berbagai daerah.
Dekan FISIP Universitas Brawijaya, Dr. Sholih Mu’adi, SH., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan pemberian Gelar Doktor Honoris Causa kepada tokoh politik yang juga Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Dharma Paloh tersebut adalah yang pertama bagi FISIP dan bagi Universitas Brawijaya sebelum masuk pada PTNBH. “Saya tidak bisa tidur tiga hari tiga malam untuk mempersiapkan pemberian Gelar Doktor Honoris Causa ini, untungnya ada Kak Jes (panggilan akrab Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Jawa Timur, Sri Sajekti Sudjunadi, atau biasa dipanggil Bunda Janed. Hati saya menjadi tenang kalau bersama dengan Kak Jes, karena seolah-olah semuanya seperti bisa diselesaikan dengan baik,” ucapnya mengawali sambutan.
Sholih Mu’adi juga menceritakan tentang proses pemberian Gelar Doktor Honoris Causa kepada sosok yang layak untuk menerimanya, padahal banyak sekali usulan untuk diberikannya, setelah dimusyawarahkan bersama, akhirnya diputuskan diberikan kepada Surya Dharma Paloh.
“Namun tidak berhenti disitu, karena saya mendengar informasi bahwa beliau tidak bersedia diberi gelar apapun, karena dianggap tidak membutuhkan itu. Dan sebagai Dekan FISIP, saya terus berusaha dan akhirnya dipertemukan dengan Kakak Jes. Setelah saya sampaikan rencana pemberian gelar itu, ternyata dijawab oleh Kak Jes, dirinya tidak bisa menjamin kalau Bapak berkenan menerimanya,” urainya.
Kemudian, lanjut Sholih Mu’adi, dirinya bersama tim diberikan waktu untuk dipertemukan dengan Surya Paloh ketika ada acara Partai Nasdem di Surabaya. Setelah bertemu dan menyampaikan rencananya, Dekan FISIP ini mengaku kembali pusing tujuh keliling, karena mereka tidak mendapatkan jawaban untuk mau menerima pemberian gelar tersebut. “Saya tanya kepada Kak Jes, dan dijawab dirinya tidak mengetahui apa yang ada di benak Bapak Surya Paloh, biar Bapak sendiri yang menyampaikan. Kemudian saya ikut masuk ke suatu ruangan di dalam pertemuan di Hotel Shangrila Surabaya, dan saya di pojok pada waktu itu, karena disitu ada Ibu Gubernur, anggota dewan, ada bupati yang tumplek blek saat itu. Beliaunya berpidato menyampaikan sesuatu. Dalam hati saya, ini saya kok tidak disinggung sama sekali,” kenangnya.
Dekan FISIP ini baru merasa lega ketika di akhir sambutan Surya Paloh di Shangrila itu ternyata dirinya diminta berdiri untuk diperkenalkan kepada semua yang hadir disitu, dan diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri. Namun ternyata waktu itu oleh Surya Paloh ditanyakan kembali, apakah dirinya layak untuk mendapatkan gelar tersebut, karena menurutnya tanggungjawab beliau sangat besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Waduh, pikiran saya jadi galau lagi. Kelihatannya ini tidak bersedia ini. Mungkin beliau melihat saya kemudian welas. Dengan menyampaikan sesuatu beliau mengatakan, karena ketulusan hati dari Pak Dekan FISIP bersama rombongan, jauh dari Malang ke Surabaya, saya menyatakan bersedia untuk diberi Gelar Doktor Honoris Causa. Ini adalah sejarah yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya. Bahkan saya turut sendiri untuk mempersiapkan segala sesuatunya ini, jangan sampai ada sesuatu yang kurang. Dan alhamdulillah hari ini puncaknya,” katanya.
Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa FISIP menetapkan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Surya Paloh ini bukan tanpa dasar, karena dirinya bersama tim mempelajari dengan cermat langkah-langkah dan tulisan-tulisan beliau, di antaranya adalah Surya Paloh merupakan sosok yang aktif dalam pembebasan sandra di Filipina.
“Itu tidak bisa dicoret dalam sejarah. Tidak main-main. Selain itu, oleh Promotor disampaikan bahwa beliau ini adalah tokoh perlawanan ketidakadilan pers pada masa Orde Baru. Yang ketiga, beliau ini membuat satu gagasan baru tentang Restorasi Indonesia. Yang lebih mencengangkan lagi, di masa politik itu dianggap segala sesuatu kotor, dan tidak baik, beliau mencetuskan ide tentang politik tanpa mahar. Mohon maaf bapak ibu sekalian, ini bukan promosi salah satu partai politik, akan tetapi itulah kenyataan yang kami dapatkan,” urainya.
Dekan FISIP Universitas Brawijaya, Dr. Sholih Mu’adi juga berharap, di kampus ini Surya Paloh menyampaikan gagasan-gagasan secara lugas tentang Politik Kebangsaan kedepan seperti apa, dan bisa berkembang ke seluruh Indonesia, serta bisa menjadi perubahan untuk Indonesia kedepan.
Sebelum menerima Gelar Doktor Honoris Causa, Surya Dharma Paloh menyampaikan Orasi Ilmiah Promovendus “Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan” di hadapan ribuan elemen masyarakat dan disiarkan secara langsung melalui channel YuoTube dan televisi.
Editor : Abdul Khamid