Menyongsong Indonesia Emas 2045, Pemerintah Gencar Sosialisasikan Program Makan Bergizi Gratis

Kediri | pledoi.co

Pemerintah melalui Komisi IX DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) Gencar menggelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya mengurangi angka stunting.

‎Sosialisasi menghadirkan sekitar 300 peserta itu berlangsung di Auditorium SMK PGRI 2 Kota Kediri, Senin (24/3/2025).‎

Acara sosialisasi dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, Anggota DPRD Propinsi Jatim Khusnul Arif, S.Sos, Kolonel Andy Charman Gartika, SE., M.Han, Tenaga Ahli Sekretaris Deputi Promosi Gizi dan Kerja Sama BGN RI.
Dr. Atrup, M.Pd., M.M. Ketua YPLP PGRI Kota Kediri.
Ulul Mustagfirin, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Kota Kediri. Yuni Ulifa, SKM., M.Sos Kasub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kediri.

‎Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, SPd, MH dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk  mendukung penuh program MBG, yang merupakan prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran 2025-2029. “Program MBG bertujuan mengurangi stunting dan meningkatkan asupan gizi ibu hamil, anak balita, hingga pelajar,” katanya.‎

‎BGN sendiri, tambah Nurhadi, memiliki tugas besar dalam distribusi MBG dan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat. “BGN diberikan amanah oleh Presiden untuk mengelola program ini dengan target 82,9 juta penerima manfaat,” ungkapnya.

Lebih lanjut Anggota RPR RI dari Fraksi NasDem yang akrab disapa Panglima Nurhadi itu menambahkan, bahwa program MBG ini akan berkolaborasi dengan petani, peternak, nelayan dan juga UMKM lokal. “Program ini juga memberdayakan petani dan UMKM lokal dalam penyediaan bahan pangan, sehingga ekonomi daerah ikut berkembang. Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi yang lebih kuat dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Panglima Nurhadi bersama Khusnul Arif, S.Sos, sesaat disela sela sosialisasi Makan Bergizi Gratis (BGN) di auditorium SMK PGRI 2 Kota Kediri, Senin (24/3/2025).(foto:aji_pledoi.co)

Nurhadi menambahkan program MBG juga diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke pangan bergizi.
“Dengan demikian, MBG bukan hanya merupakan upaya untuk memperbaiki status gizi masyarakat, tetapi juga untuk menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Nurhadi juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Kediri membutuhkan dapur SPPG sekitar 200 tempat, akan tetapi sekarang baru ada 4 SPPG, dan ini masih dilakukan secara bertahap. Sedangkan Kota Kediri dengan coverage tiga Kecamatan mungkin bisa 40 sampai 60 dapur SPPG.

Dalam forum yang sama, Tenaga Ahli Sekretaris Deputi Promosi Gizi dan Kerja Sama BGN RI.Kolonel Andy Charman Gartika, SE., M.Han, memaparkan berdasarkan data BGN per 22 Januari 2025 lalu, sudah terbentuk 245 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang tersebar di 38 provinsi. Dengan begitu Badan Gizi Nasional secara bertahap akan mendirikan 30 ribu Dapur MBG di seluruh Indonesia.

Sedangkan Program MBG 2025 akan mulai dilaksanakan pada awal bulan Januari hingga akhir Desember. Program MBG dimulai di 937 titik SPPG bertahap (Januari hingga Maret 2025) dengan menggunakan skema (Banper) yang dikelola oleh Yayasan.

Kemudian pada April hingga Juni 2025 akan meningkat hingga 2.000 SPPG. Pada bulan Juli hingga December 2025 akan bertambah menjadi 5.000 SPPG 15 jt sampai 17 Jt Penerima Manfaat.

Sementara itu Anggota DPRD Propinsi Jatim Khusnul Arif, S.Sos dalam sosialisasi tersebut mengatakan, mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis.
“Mari kita dukung program MBG ini. Harapan kita, program ini bisa berjalan dengan lancar dan bisa mengatasi angka stunting yang tinggi, ” katanya.

Lebih lanjut Khusnul Arif menegaskan, masyarakat seluruh Indonesia meyakini bahwa program ini sangat bagus untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045. “Program yang sangat bagus ini bisa dipercepat ke daerah lain sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang akan menerima manfaat dan jangka panjangnya. Tidak ada lagi kasus stunting dan cita-cita untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing bisa tercapai guna menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045,” harapnya.

Reporter : Aji M

Leave a Reply

Your email address will not be published.