Kesehariannya Sri bekerja sebagai tukang pijat, jasa pembuatan kasur dan juga berjualan makanan. Sri berjualan makanan jenis mie pedas di depan rumah dibantu anaknya. Khusus usaha makanan itu, Sri mengaku membutuhkan bantuan rombong.
Mendengar cerita itu, Mas Dhito pun meminta jajarannya untuk membantu Sri dalam pengembangan usahanya. Tak hanya itu, Mas Dhito juga menjanjikan beasiswa pendidikan bagi kedua anak Sri.
Terlepas dari bantuan yang diberikan, Mas Dhito mengapresiasi Sri yang lebih mengutamakan kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi. “Yang pertama yang diminta bukan rombongnya dulu, yang dia minta sungai di dekat rumahnya supaya dirapikan, kepentingannya untuk orang banyak,” ungkap Mas Dhito.
Mas Dhito merasa bangga karena dengan kondisinya, Sri dan keluarganya tetap semangat untuk berusaha secara mandiri dan tidak menggantungkan bantuan pemerintah. Semangat inilah yang menurutnya patut menjadi contoh bagi yang lain.
Dihadapan para tokoh agama, masyarakat dan jajaran di pemerintah Kabupaten Kediri yang hadir, Mas Dhito mengajak supaya 5 tahun ke depan dapat bekerjasama membangun Kabupaten Kediri.
“Saya meminta kerja bersama, kerja bareng-bareng dijaga Kabupaten ini supaya tetap menjadi Kabupaten yang guyub rukun ayem tentrem gemah ripah loh jinawi,” ajak Mas
Dhito.
Editor : Aji M