Sebelum berdialog dengan komunitas onthel, Dewi menyempatkan blusukan kekandang ayam petelur milik warga setempat. Saat itu pemilik kandang mengeluhkan tingginya harga jagung pakan, karena jagung subsidi dari pemerintah hanya dinikmati peternak tertentu. ” Dulu pernah ada jagung subsidi, tapi tidak merata, peternak kecil seperti saya ini tidak mendapatkan, yang menikmati jagung subsidi petertenak tertentu, ” katanya.
Selain subsidi jagung tidak merata, peternak mengeluhkan beredarnya jagung import yang kandungannya sangat rendah kurang cocok dengan ternak ayam lokal kediei. ” Karena harga jagung mahal, ada jagung import murah tapi kualitasnya jelek, warnanya puyeh, tidak merah seperti jagung lokal, sehingga berpengaruh dengan hasil ternak kami. Kami mohon nanti kalau Mas Dhito -Mbak Dewi memimpin Kediri nasib peternak ayam diperhatikan, ” katanya.
Menanggapi adanya subsidi jagung kepada peternak yang tidak merata, dan dimonopoli oleh peternak besar saja, Dewi berjanji akan mengevaluasinya. ” Saya bersama Mas Dhito nanti lebih mengoptimalkan swasembada pangan, termasuk mengoptimalkan hasil peternakan di Kabupaten Kediri, sehingga bisa dinikmati masyarakat secara merata. Jadi swasembada pangan mengoptimalkan produksi sendiri, tidak perlu impor lah.., saya yakin Kabupaten Kediri mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri, soalnya Kabupaten Kediri 80 persen pertanian, ” tegas Mbak Dewi.
Hampir disetiap pertemuan dengan komunitas Dewi selalu selalu memberikan semangat perubahan kepada Masyarakat, bahwa kalau Mas Dhito – Dewi memimpin Kediri, akan melakukan reformasi birokrasi, dan berkomitmen menjadi pelayan masyarakat. Semua birokrasi yang ada di Pemerintah Kabupaten Kediri semua harus mau melayani masyarakat dengan baik dan ramah.
Reporter : Aji