Pada giliran Paslon 02, Dhito -Dewi menyampaikan bahwa selama tiga tahun setengah menjabat sebagai Bupati Kediri mereka sudah menjalankan beberapa program. “Yang pertama terkait profesionalitas ASN. Sebelum bicara pemerintah desa, pemerintah kabupaten harus kuat. Seperti sahaja adalah sistem pelayanan kependudukan Satu Hari Jadi, ” katanya
Selain itu Dhito melaporkan telah membangun sekolah
sampai dengan hari ini telah membangun sekolah SMA Dharma Wanita Boarding School. “Guru Madin sebanyak 8.700 penerima intensif, masih ada 15.000 lagi yang akan kita berikan insentif. GTT dan PTT ini tidak mungkin kalau tidak kita sejahterakan yang mendidik anak,-anak bangsa adalah mereka, “katanya.
Praktisi hukum Kabupaten Kediri Moh. Karim Amrullah mengatakan, sebenarnya secara subtansi, apa yang disampaikan Dhito bukan visi misi. ” Yang disampaikan Dhito bukan visi-misi, tapi seperti Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) bupati. Karena ada beberapa kali pernyataan dhito salah dan melanggar ketentuan, ” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Dosen Hukum Tata Negara Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk, DR.Samsul.Munir, SH, M.Ag. Ia mengatakan, memang sejak awal dimulainya kampanye, melalui wawancaranya di media-media Dhito merasa masih tetap sebagai bupati. “Dia belum bisa move on dari statusnya sebagai Paslon. Ndak heran, jika sampai tadi malam pun, seringkali ngomong sebagai bupati, ” kata Gus Munir.
Sementara itu Ketua KPU Kabupaten Kediri, Nanang Qosim mengatakan, terkait debat pertama berada di wilayah Kota Kediri dan debat berikutnya di wilayah Kabupaten. “Semua ini bertujuan untuk keseimbangan, ” kata Nanang
Sedangkan materi debat publik untuk debat ke-2 sub tema-nya adalah infrastruktur dan persoalan di daerah, dilaksanakan tanggal 12 November. “InsyaAllah tempatnya di Gedung Bhagawan
Tabari. Dipilihnya wilayah kota untuk debat pertama, sebagai bagian dari keseimbangan,” tegasnya.
Reporter: Aji M