Dalam kasus ini, dari pihak kuasa hukum dan orang tua terdakwa merasa kecewa terhadap pengasuh Ponpes Al Ishlahiyyah yang tidak mau hadir untuk memberi kesaksian dalam kasus ini. ” Seharusnya pengasuh Ponpes mau memberikan kesaksian dalam kasus ini, kami yakin keterangan dari pihak pondok itu bisa meringankan terdakwa.
Padahal kami sudah sowan dua kali ke ndalem, dan pihak pondok juga mau hadir dalam persidangan, tapi kenyataanya tidak datang, kami sangat kecewa, tanggung jawabnya sebagai pengasuh dimana, karena kedua terdakwa adalah santri di bawah asuhanya, ” tegas Ulin Nuha.
Untuk diketahui, empat tersangka NN (18) siswa kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) siswa kelas 12 warga Kabupaten Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, Bali, dan AK (17) warga Surabaya) telah melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan Bintang Balqis Maulana (BBM), (15), santri asal Banyuwangi tewas di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, karena korban sulit dinasehati.
Pelaku mengaku tega memukuli korban, karena jengkel, korban susah dinasehati, terutama tentang perintah untuk sholat berjamaah. Para pelaku mengakui memukul dan tidak niat untuk membuat Bintang meninggal dunia.
Para pelaku dan korban tinggal dalam satu kamar di ponpes yang diasuh oleh Fatihunada alias Gus Fatih. Awalnya dua pelaku mengetahui apabila korban tidak sholat, kemudian mereka menasehatinya. Namun korban tidak mengindahkan nasehat para pelaku.
Reporter : Aji. M