Dhoho Street Fashion 7th Usung Tema Diversity of Dhaha

by -13 Views
banner 468x60

Kediri | pledoi.co

Dhoho Street Fashion (DSF) 7th kembali digelar pada 10 Desember 2022. Pagelaran busana berbahan tenun ikat kediri ini merupakan agenda tahunan yang digagas Pemkot Kediri bersama Dekranasda Kota Kediri.

banner 336x280

Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar saat Press Conference Dhoho Street Fashion 7th, di Halaman Balai Kota Kediri mengatakan, Dhoho Street Fashion digelar sejak tahun 2015 yang bermula di Jalan Dhoho. Kemudian digelar di berbagai sudut Kota Kediri. Pada tahun 2022 ini kembali ke Jalan Dhoho. Meski penyelenggaraannya di Jl. Basuki Rahmat, dekat Jl. Dhoho agar tidak menganggu kegiatan yang lain. “Dhoho Street Fashion ini saya ingin buat berbeda dari fashion week. Selalu ada value yang ingin saya angkat dari Kota Kediri,” ujarnya Sabtu (10/12/2022)

Wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini mengatakan Dhoho Street Fashion bertujuan untuk mempromosikan tenun ikat kediri, kekayaan wastra Nusantara yang diproduksi para penenun di Kota Kediri. Harapannya, selain tenun ikat lestari juga meningkatkan pendapatan para penenun dan UMKM yang bergerak terkait dengan tenun ikat. “Kota Kediri punya Bandar Kidul yang merupakanaset luar biasa untuk kita. Banyak kabupaten kota lain terseok-seok ingin punya kain lokal. Kita sudah punya. Harapannya terus ada penerus di tenun ikat kediri ini,” ungkapnya.

Menurut wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini, upaya promosi melalui DSF ini cukup berhasil. Dengan mendatangkan desainer Indonesia yang sudah berkiprah di tingkat nasional dan internasional telah memberikan dampak positif. “Melalui para desainer ini, tenun ikat kediri dikenakan para selebritas, pejabat publik, bahkan artis luar negeri. Selain itu juga terjadi transfer ilmu pengetahuan untuk para penenun terkait kebutuhan para desainer dan kebutuhan pasar sehingga motif mereka berkembang,” ujarnya.

Bunda Fey menjelaskan Diversity of Dhaha dipilih untuk mengingatkan tentang keragaman yang membangun Nusantara, khususnya Kota Kediri. Bukan hanya keragaman suku dan ras, tapi juga keragaman kemampuan. DSF kali ini istimewa sebab menampilkan busana karya difabel yang diwakili oleh Yuyun Maskurun. Seorang desainer difabel yang memiliki sekolah penjahit dan karya-karyanya sudah dipasarkan ke berbagai daerah. “Hal ini menunjukkan, tenun ikat kediri mampu menyatukan segala perbedaan,” ungkapnya.

Selain Yuyun Maskurun, tampil para desainer lokal yaitu Azzkasim Boutique, SMKN 3 Kota Kediri, Batik Jaya Warsa, Numansa, dan Luxcaesar. Koleksi SMKN 3 Kota Kediri bertema Casual Ready to Wear. Tujuannya agar anak-anak muda Kota Kediri semakin bangga menggunakan tenun ikat kediri. Dengan model yang lebih casual sesuai dengan anak muda.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.