Tadabburi Al Quran, Pemkab Kediri Gelar Peringatan Nuzulul Qur’an

by -8 Views
banner 468x60

Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kediri mengundang Gus Reza Ahmad Zahid dari Lirboyo sebagai penceramah menyampaikan, mengenai proses turunnya Al-Qur’an, terdapat beberapa perbedaan waktu dalam memperingati turunnya Al-Qur’an. “Ada orang yang memperingati turunnya Al-Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan yang artinya proses turunnya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di Langit Dunia. Namun ada juga yang memperingati turunnya Al-Qur’an pada tanggal 27 Ramadhan yang artinya proses turunnya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz sampai ke Gua Hira. Walaupun terdapat perbedaan waktu yang terpenting dari esensi memperingati Nuzulul Qur’an adalah dapat mengambil pelajaran tentang turunnya Al-Qur’an dan mengimplementasikan Al-Qur’an pada keseharian,” papar Gus Reza.

Gus Reza juga membahas mengenai perbedaan Al-Qur’an dengan kitab-kitab sebelum turunnya Al-Qur’an, yaitu terletak pada proses penurunannya. “Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, bukan secara langsung seperti kitab-kitab sebelumnya. Hal ini untuk memantapkan hati Rasullullah. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap memiliki benefit yang luar biasa. Ketika seumur hidup hanya sekali mengatakan cinta, maka akan bertanya-tanya mana garansinya. Namun jika diucapkan rutin dengan berbegai istilah, maka cinta itu akan tumbuh bersemi,” ungkap pengasuh Ponpes Almakhrusiyah.

banner 336x280

Gus Reza mengingatkan bahwa hal terpenting dalam Nuzulul Qur’an adalah menumbuhkan Al-Qur’an sebagai The Way of Life. Al-Qur’an adalah penunjuk jalan kehidupan, sehingga wajib untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dunia. Al-Qur’an merupakan awal asas dalam agama Islam. Awal penetapan hukum diambil dari Al-Qur’an, dengan cara menafsirkannya sebagai sumber hukum. Namun terdapat syarat-syarat tertentu untuk menafsirkan atau mengambil hukum dari Al-Qur’an. “Harus bisa memahami kapasitas diri ketika mengambil hukum dari Al-Qur’an, karena hal itu membutuhkan ketrampilan. Orang yang tidak mengetahui tajwid atau nahwu sharaf, maka dilarang membaca Al-Qur’an di depan banyak orang. Apalagi berfatwa di hadapan banyak orang juga tidak diperbolehkan,” jelasnya

Acara ditutup dengan zikir dan doa bersama untuk kebaikan masyarakat Kabupaten Kediri, serta khususnya juga doa untuk kelancaran dan keselamatan proses melahirkan istri Bupati Kediri, Eriani Annisa Hanindhito.
(Adv. Prokopim Setda Kab Kediri)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.