Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengapresiasi penerapan dari Sekolah Peduli Inflasi. Tak hanya memberikan pemahaman mengenai inflasi, namun siswa-siswi juga memiliki ketrampilan baru. Siswa-siswi dapat menghargai lingkungan, bercocok tanam, dan membuat olahan dari hasil panen untuk dijual. “Selain mereka paham akan inflasi mereka jadi punya skill baru. Anak-anak bisa mempraktekkan tanam sayuran ini di rumah masing-masing, agar lahan pekarangan rumah lebih produktif guna memperkuat program urban farming kita,” ujarnya, Selasa (4/6/2024).
Zanariah menambahkan memang dalam mengendalikan inflasi ini membutuhkan kolaborasi dengan semua pihak. Dalam mengendalikan inflasi melalui OPM berkolaborasi dengan Bulog dan KPwBI. Sementara dalam Sekolah Peduli Inflasi ini berkolaborasi dengan KPwBI. Di bulan Mei 2024, inflasi Kota Kediri sebesar -0,20% atau mengalami deflasi. Komoditas penyumbang inflasi bulan Mei 2024 adalah telur ayam ras, emas perhiasan dan sawi hijau. “Semua pihak harus terlibat dalam mengendalikan inflasi ini. Alhamdulillah di Kota Kediri semua kompak,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Tetuko Erwin mengungkapkan inflasi terjadi karena beberapa penyebab seperti meningkatnya biaya produksi, meningkatnya permintaan, panen sedang sedikit, sehingga mengakibatkan kenaikan harga. “Kami di TPID memilih untuk mengajarkan menanam cabai karena di Kota Kediri ini penggunaannya sangat banyak pada masakan sehari-hari seperti pecel dan nasi goreng. Sedangkan pada tahun 2023 lalu, cabai menjadi kontributor pendorong inflasi selama 9 bulan dari 12 bulan yang diukur, sehingga menjaga ketersediaan cabai menjadi sangat penting,” ungkapnya. (Adv.Dinas Komunikasi dan informatika Kota Kediri)