Lebih lanjut Bupati Kediri yang akrab disapa Mas Dhito itu menambahkan, selain sebagai tontonan, pagelaran wayang kulit ini diharapkan dapat menjadi tuntunan. Sebab, banyak nilai-nilai positif yang dapat dipelajari melalui lakon atau cerita yang dibawakan dalang. “Dengan mengetahui jalannya cerita dengan karakteristik tokoh yang ada dalam tiap lakon, kita berharap ada nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian,” tutur Mas Dhito.
Ki Didik Wibisono, perwakilan Pepadi Kabupaten Kediri mengungkapkan, cerita-cerita dalam Babad Kadhiri yang dibawakan dalam pagelaran wayang kulit diakui baru pertama kali ini dibawakan secara utuh. “Pertama kali ini, penampilan secara utuh, mulai dari berdirinya kerajaan Mamenang sampai tenggelamnya (Kerajaan Mamaneng),” terangnya.
10 lakon yang dibawakan dalam pergelaran itu
Pertama: Babad Mamenang yang menceritakan sejarah munculnya Kerajaan Mamenang.
Kedua : Sri Aji Joyoboyo Jumeneng menceritakan sejarah Sri Aji Jayabaya menjadi raja di Mamenang.
Tiga :Jongko Jinarwo menceritakan tentang Sri Aji Jayabaya medharake /memaparkan tentang Jangka Jaya Baya.
Empat: Mayangkoro yang menceritakan tentang moksanya Resi Mayangkoro/Anoman.
Lima: Angling Dharma, menceritakan kelahiran Angling Dharma cucu dari Sri Aji Jayabaya.
Enam: Sang Cakrawartin (Cakrawartin artinya utusan Tuhan) lakon ini menceritakan epos kepahlawanan Angling Dharma membantu Kerajaan Kediri dari marabahaya.
Tujuh: Jaya Amijaya Dadi Ratu yang menceritakan Raden Jaya Amijaya anak dari Prabu Jayabaya menjadi raja. Delapan: Jaya Amisena Dadi Ratu, menceritakan Raden Jaya Amisena anak Prabu Jaya Amijaya menjadi raja.
Sembilan: Sri Aji Pamasa Krama, menceritakan pernikahan anak Prabu Jaya Amisena yang bernama Sri Aji Pamasa.
Sepuluh: Sri Aji Pamasa, menceritakan Kerajaan Mamenang yang dilanda banjir bandang, sehingga kerajaan tenggelam, dan Kerajaan Mamenang dipindah ke Pengging.
Keseluruhan ada 12 dalang yang akan membawakan semua lakon-lakon itu secara berseri selama 3 hari. Tak hanya dalang pria, namun juga akan tampil dalang wanita.
“Mudah-mudahan banyak masyarakat yang dapat menonton dan menikmati seluruh cerita dalam pagelaran wayang kulit ini,” pungkas Didik Wibisono yang menjabat bendahara Pepadi Kabupaten Kediri itu.
(Adv. Prokopim Setda Kab. Kediri)