Kediri | pledoi.co
Sambut momen Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta liburan sekolah, Pemkot Kediri melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengendalikan angka inflasi Kota Kediri pada bulan Desember 2022.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Lilik Wibawati mengatakan, tingkat inflasi Kota Kediri pada bulan November 2022 sebesar 0,29%, Senin (5/12/2022). Angka tersebut diketahui masih di bawah capaian inflasi Jawa Timur yakni sebesar 0,32% dan menempati urutan tiga terendah setelah Malang dan Madiun.
Lilik Wibawati, menjabarkan terdapat sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi dibulan November, antara lain: telur ayam ras menyumbang inflasi sebesar 0,069%; beras sebesar 0,058%; tongkol diawetkan sebesar 0,054%; tahu mentah sebesar 0,050%; minyak goreng sebesar 0,049%; bayam sebesar 0,031%; sawi hijau sebesar 0,031%; tomat sebesar 0,030%; sabun detergen bubuk/cair sebesar 0,030%; serta emas perhiasan sebesar 0,028%.
Di samping itu, terdapat pula sepuluh komoditas yang menghambat inflasi, antara lain: cabai rawit menyumbang deflasi sebesar -0,094%; daging ayam ras sebesar -0,073%; cabai merah sebesar -0,044%; tempe sebesar -0,038%; pir sebesar -0,016%; anggur sebesar -0,007%; kangkung sebesar -0,005%; kentang sebesar -0,003%; apel sebesar -0,003%; serta santan jadi sebesar -0,003%.
Meskipun angka inflasi Kota Kediri cenderung stabil dibanding kota/kabupaten lain di Jawa Timur, ujar Lilik pihaknya tetap mewaspadai beberapa hal, salah satunya ialah musim liburan sekolah serta perayaan Nataru. “Jelang Nataru dan musim liburan ini kita akan pantau terus persediaan barang pada komoditas yang termasuk pada kelompok: makanan, pemeliharaan rutin rumah tangga, pakaian dan alas kaki, barang rekreasi dan olahraga, dan pengoperasian peralatan transportasi pribadi karena rentang mengalami kenaikan,” terangnya.