Kurikulum tersebut dirangkum oleh Agus Fatoni, salah satu anggota Kohikari yang juga pegawai DKPP Kota Kediri. Kurikulum terdiri dari beberapa materi mulai dari persiapan tanam sampai hal-hal yang perlu diperhatikan pada pertanian hidroponik.
Ketua Kelompok Magang Industri Bramantyo Bagus menyampaikan selama 9 hari terjun langsung, mereka langsung praktek mulai dari persiapan tanam hingga pemasaran hasil hidroponik. Ada banyak ilmu tambahan yang mereka dapatkan meskipun sebelumnya mereka juga sempat ikut mengelola Green House yang ada di kampus.
Pelajaran mengenai pembuatan nutrisi pun didapatkan para mahasiswa dari narasumber dan pengelola KLM AgroHub, sehingga nantinya mereka tidak hanya menggunakan nutrisi yang sudah jadi.
“Kami mendapat ilmu mengenai pembuatan nutrisi mulai dari pengetahuan tentang nutrisi makro dan mikro dan cara mencapai target unsur tertentu,” ujar salah satu anggota sambil menunjuk papan tulis yang berisi rumus formula nutrisi.
Saat ditanya harapan mereka, salah satu menyampaikan dengan perkembangan teknologi, petani hidroponik Kota Kediri diharapkan dapat mengaplikasikan kemudahan tersebut pada lahannya. Seperti misal memantau kadar Ph dan nutrisi dalam air melalui screen yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Menyikapi hal tersebut, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyambut baik sinergi tersebut. Mas Abu menyampaikan kolaborasi dengan berbagai pihak dinilai mampu mengoptimalkan potensi di Kota Kediri, termasuk di bidang pertanian hidroponik. “Kegiatan magang ini bisa jadi ajang tukar ilmu dan pengalaman antara mahasiswa dan petani. Saya harap nantinya akan ada pengetahuan baru yang masuk dan mempercepat perkembangan pertanian di Kota Kediri,” ujar Mas Abu.
Editor : Abdul Khamid