PA GMNI Jatim Resmi Dilantik di Pesantren Babussalam. Deni Wicaksono: Bukti Kaum Nasionalis dan Santri Satu Kesatuan

by -179 Views
banner 468x60

Malang | pledoi.co

Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jawa Timur resmi dilantik, Minggu malam (28/11/2021). Yang unik, pelantikan organisasi kaum nasionalis itu digelar di Ponpes Babussalam, Banjarejo, Malang, asuhan KH Thoriq bin Ziyad.

banner 336x280

Seperti diberitakan editor.id, pelantikan dengan tema “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman” itu dihadiri Ketua Umum DPP PA GMNI DR. Ahmad Basarah. Sejumlah tokoh tampak hadir, juga banyak yang mengirimkan karangan bunga hingga memenuhi halaman Pondok Pesantren Babussalam.
Acara tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kapolda Jatim yg diwakili Kapolres Kab. Malang, Pangdam yang diwakili Dandim, Kajati yang diwakili Kajari Malang, bupati/wali kota dari beberapa daerah di Jatim, pimpinan dan anggota DPRD Kab/Kota, hingga berbagai tokoh lainnya.

Ketua PA GMNI Jatim Deni Wicaksono mengucapkan terima kasih KH Thoriq bin Ziyad (Gus Thoriq ), pengasuh Ponpes Babussalam, Banjarejo, Malang. “Terima kasih Gus Thoriq, yang telah berkenan pesantrennya ditempati pelantikan PA GMNI Jatim. Ini menunjukkan kaum santri dan kaum nasionalis ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Deni mengatakan, upaya untuk merawat dan menumbuhkan spirit nasionalisme di kalangan anak bangsa kini menghadapi berbagai tantangan. Tantangannya pun telah bersalin rupa dengan beragam kompleksitasnya. “Salah satu tantangan utamanya adalah betapa masifnya radikalisme dan ekstremisme berbalut ideologi transnasional menyusup ke berbagai lini kehidupan kita. Kaum nasionalis dalam wadah PA GMNI harus berada di garda terdepan untuk menghadapinya, karena kita tidak ingin Indonesia hancur terpecah belah,” papar alumnus Universitas Airlangga tersebut.

Deni menambahkan, dengan berbagai dinamika dan tantangan, semua anak bangsa patut bersyukur bahwa hingga saat ini Indonesia masihlah entitas yang sama seperti kala dideklarasikan pada 1945.” Meski demikian, pekerjaan rumah masih menunggu untuk dituntaskan. Salah satunya soal kesejahteraan rakyat, ” tambahnya.

Kaum marhaenis, lanjut Deni, sudah seharusnya mengimajinasikan sosok kaum marhaen di era digital saat ini bukanlah hanya petani saja. Jika Bung Karno hidup kembali, maka ilham politik itu tidak lagi ditemui pada sosok Marhaen, petani kecil di pelosok Bandung Selatan.
“Mungkin, Bung Karno akan bertemu para pekerja yang menenteng gadget dan mengendarai motor dan bertanya apa yang membuatnya kerja siang malam namun tak kunjung sejahtera. Kita perlu kembali bertanya secara kritis, bagaimana kita para kaum Soekarnois dalam mengimplementasikan doktrin Tri Sakti di masa kini,” ujarnya.

Ketua PA GMNI Jatim Deni Wicaksono ;

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.