Nurhadi menambahkan program MBG juga diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke pangan bergizi.
“Dengan demikian, MBG bukan hanya merupakan upaya untuk memperbaiki status gizi masyarakat, tetapi juga untuk menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Nurhadi juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Kediri membutuhkan dapur SPPG sekitar 200 tempat, akan tetapi sekarang baru ada 4 SPPG, dan ini masih dilakukan secara bertahap. Sedangkan Kota Kediri dengan coverage tiga Kecamatan mungkin bisa 40 sampai 60 dapur SPPG.
Dalam forum yang sama, Tenaga Ahli Sekretaris Deputi Promosi Gizi dan Kerja Sama BGN RI.Kolonel Andy Charman Gartika, SE., M.Han, memaparkan berdasarkan data BGN per 22 Januari 2025 lalu, sudah terbentuk 245 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang tersebar di 38 provinsi. Dengan begitu Badan Gizi Nasional secara bertahap akan mendirikan 30 ribu Dapur MBG di seluruh Indonesia.
Sedangkan Program MBG 2025 akan mulai dilaksanakan pada awal bulan Januari hingga akhir Desember. Program MBG dimulai di 937 titik SPPG bertahap (Januari hingga Maret 2025) dengan menggunakan skema (Banper) yang dikelola oleh Yayasan.
Kemudian pada April hingga Juni 2025 akan meningkat hingga 2.000 SPPG. Pada bulan Juli hingga December 2025 akan bertambah menjadi 5.000 SPPG 15 jt sampai 17 Jt Penerima Manfaat.
Sementara itu Anggota DPRD Propinsi Jatim Khusnul Arif, S.Sos dalam sosialisasi tersebut mengatakan, mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis.
“Mari kita dukung program MBG ini. Harapan kita, program ini bisa berjalan dengan lancar dan bisa mengatasi angka stunting yang tinggi, ” katanya.
Lebih lanjut Khusnul Arif menegaskan, masyarakat seluruh Indonesia meyakini bahwa program ini sangat bagus untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045. “Program yang sangat bagus ini bisa dipercepat ke daerah lain sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang akan menerima manfaat dan jangka panjangnya. Tidak ada lagi kasus stunting dan cita-cita untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing bisa tercapai guna menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045,” harapnya.
Reporter : Aji M