Kemudian sekitar pada pertengahan tahun 1980,banyak yang mengusulkan untuk mengganti nama masjid karena dirasa nama ” Salam Redjo” terlalu jawani atau dirasa kurang Islami, Imam Mochtar Ahmad yang secara formal sebagai imam masjid mengadakan rapat untuk membahas nama baru Masjid.
Usulan usulan nama baru dari masyarakat ditampung terlebih dahulu.Pada saat itu sebelum diadakan rapat dilakukan saling bertanya kepada tokoh yang berpengaruh di Dusun Bence yaitu almarhum kyai Abdul Manaf, Kyai Moh Salim Ridlwan, Kiai Dimyati kakak pertama Kiai Imam Mochtar Ahmad.
Berdasar bantuan dari pemikiran dari tiga orang tersebut Kiai Imam Mochtar Ahmad sendiri mengusulkan nama ” Subulussalam “, padahal dari 4 orang ini belum bertemu pada forum rapat namun seakan sudah memiliki insting untuk memberi nama ” Subulussalam”.
Kemudian Kyai Imam Mochtar Ahmad mengusulkan,kata ” Salam ” tidak dihilangkan, hal ini diharapkan agar kita tetap mempertahankan nama yang telah diberikan para sesepuh pendahulu.
Kata Subulussalam terdiri dari dua kata yaitu ” Subulus ” dan ” Salam “.
Subulussalam juga merupakan salah satu kitab tentang fiqih yang memiliki arti jalan jalan menuju keselamatan.
Secara keseluruhan gaya arsitektur yang dimiliki oleh masjid Subulussalam adalah campuran antara Islam dan jawa atau bisa dikatakan memiliki gaya arsitektur yang Mendekati antik.Hal ini dapat di lihat dari atap masjid yang bersusun 3 dan 4 belah sisi atap seperti jenis bangunan rumah joglo dengan jenis joglo mangkurat.
Kemudian disangga beberapa pilar besar dibagaian serambi.
Sedangkan filosofinya menurut Islam, 3 susun atap ini memiliki makna Iman, Islam dan Ihsan yang mana mencerminkan kesempurnaan seorang muslim dalam beriman.
Iman harus meyakini rukun iman yang berjumlah 6.Sebagai umat Islam yang baik, kita harus menjalankan rukun Islam yang berjumlah 5. Untuk Ihsan melambangkan seorang hamba yang memiliki kedekatan khusus dengan Tuhanya yaitu Allah.
Ditambah lagi dengan adanya kubah yang kira kira berdiameter 3,5 meter yang puncaknya terdapat lambang bulan dan bintang yang memang sudah menjadi ciri khas atau penanda sebuah masjid.
Tokoh yang berperan dalam pendirian masjid Subulussalam adalah Kiai Imam Masyhud, saat itu kiai Imam Masyhud juga memilki santri yang berasal dari dalam maupun luar kota.Pada tahun 1934 kepengurusan dilanjutkan putranya yang pertama yaitu Imam Ahmad kemudian tahun 1950 kiai Imam Ahmad pindah ke Tulung Agung tepatnya di daerah ngunut.Kepengurusan dilanjutkan oleh Kiai Mohamad Ridlwan putra Kiai Imam Masyhud yang Kedua atau ayah dari kyai Mohamad Salim Ridlwan.Pada tahun 1968 Kiai Mohamad Ridlwan meninggal dunia.
Pada tahun 1968 Kiai Imam Ahmad kembali ke dusun Bence sekarang Lingkungan Bence Kelurahan Pakunden untuk mengurus Masjid Subulussalam sampai akhir hayatnya tahun 1981.
Setelah kiai Imam Ahmad meninggal Imam Masjid Subulussalam dilanjutkan oleh kiai Abdul Manaf kakak Kandung kyai Imam Mochtar Ahmad sampai dengan tahun 2005.
Setelahnya, kemudian kepengurusan Masjid/Imam masjid dilanjutkan oleh Kiai Imam Mochtar Ahmad dan Kiai Salim Ridlwan sampai Sekarang.
Reporter , Ksmidf