Menurutnya, pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kondisi darurat sangat penting dimiliki, terutama dalam situasi kritis seperti tersedak, serangan jantung, maupun stroke. “Golden period sangat menentukan. Penanganan yang terlambat bisa berakibat fatal. Upaya penyelamatan harus tetap dilakukan,” tambahnya.
Agung juga berharap para santri yang mengikuti seminar dapat menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing. “Targetnya para santri ini paham dan mampu memberikan pertolongan dasar, tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga dapat mengedukasi teman-teman yang lain,” tegasnya.

Sementara itu, dr. H. Heris Setiawan Kusumaningrat menyampaikan bahwa penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penanganan awal sangat penting dimiliki oleh masyarakat, termasuk para santri. “Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu. Maka dari itu, harus tahu cara penanganan dasarnya. Apalagi para santri nantinya menjadi pendakwah, sehingga perlu dibekali ilmu bantuan hidup dasar,” tuturnya.
Ia menambahkan, dengan bekal pengetahuan tersebut, para santri akan lebih percaya diri dalam memberikan pertolongan hidup dasar (PHD). “Mulai dari cek respons, memanggil bantuan, hingga sistem rujukan, itu akan mengaktifkan sistem layanan kesehatan, terutama di pondok pesantren di Kota dan Kabupaten Kediri,” pungkasnya.
Reporter: A. Sultan Alam
Editor: Aji M














